Rabu, 11 Mei 2016

TUGAS RANGKUMAN, METIL

TINJAUAN PUSTAKA, SUMBER PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A.  Tinjauan pustaka dan sumber pustaka
Tinjauan pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan (Anggoro, 2007).
Strategi mencari sumber pustaka yaitu dengan pengenalan berbagai jenis sumber pustaka dan langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mencari pustaka yang diperlukan. Sumber pustaka dapat berupa media cetak maupun media noncetak. Sumber pustaka yang berupa media cetak yaitu referensi umum, sumber pustaka primer, dan sumber pustaka sekunder. Sumber media noncetak dapat berupa artikel maupun segala jenis informasi yang dapat diperoleh dari internet (Anggoro, 2007). Sementara itu, Arikunto (2013) menyebutkan bahwa sumber bahan pustaka dapat diklasifikasikan menurut bentuk dan isi. Menurut bentuknya sumber pustaka dibedakan atas sumber tertulis (printed materials) dan sumber bukan tertuliskan (non printed materials) sedangkan klasifikasi menurut isi, sumber pustaka dibedakan atas sumber primer maupun sumber sekunder. 
Langkah mengkaji sumber pustaka, (1) tentukan masalah penelitian setepat mungkin, (2) baca dengan teliti sumber sekunder yang relevan, (3) pilih dan baca dengan teliti satu atau dua referensi umum yang diperlukan, (4) formulasikan istilah-istilah (kata kunci) yang relevan dengan topik penelitian, (5) mencari sumber primer yang relevan, (6) temukan dan bacalah sumber primer yang relevan, buat catatan (Anonim. Kuliah Penelitian Pendidikan S2. http//file.upi.edu>SPS>Pertemuan_4)
Berdasarkan skripsi mahasiswa kimia lulusan tahun 2012 dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Koloid Pada Siswa Kelas Xi IPA SMAN 8 Mataram Tahun Ajaran 2014/2015” sumber pustaka yang digunakan berupa:
1.    Media cetak
a.    Sumber primer
Rahmayanti, F. 2010. Pengaruh Penerapan Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (guided inquiry) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi S1. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram.
b.    Sumber sekunder
·      Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
·      Jufri, A.W. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Rineka Cipta.
·      Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka belajar.
c.       Media noncetak
Tangkas, M. 2012. Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X Sma 3 Amlapura. Jurnal Pendidikan Universitas Ganesha. Online: http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/journal_ipa/article/download/410/202 .diakses 17 maret 2014
Sochibin, A., P. Dwijanati, dan P. Marwoto. 2009.penerapan model pembelajaran inkuiriterpimpin untuk peningkatan pemahaman dan keterampilan berpikir kritis siswa. Journal pendidikan Fisika 5 (2009) 96-101. online http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFT/article/viewFile/1017/927. diakses 17 Maret 2014)
Menurut Sugiyono (2014), sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu relevansi, kelengkapan dan kemutakhiran.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam mencari sumber pustaka yaitu mencari sumber  pustaka yang relevan terkait dengan kata kunci dari masalah yang akan diteliti.
Menuangkan hasil kajian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan kutipan langsung dan kutipan tak langsung. Cara peneliti mempertanggungjawabkan pengutipan dilakukan dua kali yaitu pada halaman dimana terdapat kutipan dan pada daftar kepustakaan.

B.   Kerangka berpikir
Menurut Abdurrahman dan Muhidin (2011), kerangka berpikir adalah narasi (uraian)  pernyataan tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan.
Uma Sekaran dalam (Sugiyono, 2014) mengemukakan bahwa kerangka berpikir yang baik memuat hal berikut: variabel yang akan diteliti harus dijelaskan; diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti, dan ada teori yang mendasari; dapat menunjukkan dan menjelaskan hubungan antar variabel; kerangka berpikir selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram
Contoh kerangka berpikir berdasarkan judul tersebut adalah sebagai berikut:
Mata pelajaran kimia seringkali dianggap sulit oleh siswa. Hal ini dapat disebabkan karena materi kimia yang sebagian besar menuntut pemahaman konsep. Faktor lainnya adalah penggunaan metode pembelajaran di dalam kelas yang cenderung monoton dan kurang variatif. Selama ini kemampuan berpikir kritis masih belum terjiwai oleh siswa sehingga belum dapat berfungsi secara maksimal. Siswa hanya di tuntut untuk menghafal informasi yang disampaikan oleh guru. Hal ini tentu saja tidak membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya, tetapi hanya memindahkan informasi pengetahuan dari guru ke siswa. Cara belajar seperti ini  bukan merupakan belajar bermakna seperti yang disampaikan Ausubel. Dalam pembelajaran berbasis hafalan, siswa tidak dituntut untuk bertanya dan berpikir, sehingga kemampuan berpikirnya kurang terpacu.
Dimana salah satu materi kimia yang dapat melatih kemampuan siswa dalam berpikir kritis adalah materi koloid. Materi koloid merupakan materi konsep yang membutuhkan penalaran peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir mendalam. Sebagian besar konsep dalam materi ini bersifat abstrak dan berkaitan denan kehidupannya sehari-hari oleh karena itu siswa dapat mengembangkan pengetahuan dasar yang dimiliki yang berkaitan dengan fenomena yang terjadi di dalam kehidupannya sehari-hari sehingga membutuhkan kemampuan berpikir yang logis dan kritis.