TINJAUAN
PUSTAKA, SUMBER PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Tinjauan
pustaka dan sumber pustaka
Tinjauan pustaka adalah kegiatan yang meliputi
mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka
yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan (Anggoro,
2007).
Strategi mencari sumber pustaka yaitu dengan
pengenalan berbagai jenis sumber pustaka dan langkah-langkah yang dapat
ditempuh untuk mencari pustaka yang diperlukan. Sumber pustaka dapat berupa
media cetak maupun media noncetak. Sumber pustaka yang berupa media cetak yaitu
referensi umum, sumber pustaka primer, dan sumber pustaka sekunder. Sumber
media noncetak dapat berupa artikel maupun segala jenis informasi yang dapat
diperoleh dari internet (Anggoro, 2007). Sementara itu, Arikunto (2013)
menyebutkan bahwa sumber bahan pustaka dapat diklasifikasikan menurut bentuk
dan isi. Menurut bentuknya sumber pustaka dibedakan atas sumber tertulis
(printed materials) dan sumber bukan tertuliskan (non printed materials) sedangkan
klasifikasi menurut isi, sumber pustaka dibedakan atas sumber primer maupun
sumber sekunder.
Langkah mengkaji sumber
pustaka, (1) tentukan masalah penelitian setepat mungkin, (2) baca dengan
teliti sumber sekunder yang relevan, (3) pilih dan baca dengan teliti satu atau
dua referensi umum yang diperlukan, (4) formulasikan istilah-istilah (kata
kunci) yang relevan dengan topik penelitian, (5) mencari sumber primer yang
relevan, (6) temukan dan bacalah sumber primer yang relevan, buat catatan (Anonim.
Kuliah
Penelitian Pendidikan S2. http//file.upi.edu>SPS>Pertemuan_4)
Berdasarkan skripsi mahasiswa kimia lulusan tahun
2012 dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Koloid
Pada Siswa Kelas Xi IPA SMAN 8 Mataram Tahun Ajaran 2014/2015” sumber pustaka
yang digunakan berupa:
1.
Media cetak
a. Sumber
primer
Rahmayanti, F. 2010. Pengaruh Penerapan Model pembelajaran
Inkuiri Terbimbing (guided inquiry) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi
S1. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram.
b.
Sumber
sekunder
·
Arikunto, S. 2006. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
·
Jufri,
A.W. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains.
Bandung: Pustaka Rineka Cipta.
·
Purwanto.
2013. Evaluasi Hasil Belajar.
Yogyakarta: Pustaka belajar.
c. Media noncetak
Tangkas, M. 2012. Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses
Sains Siswa Kelas X Sma 3 Amlapura. Jurnal Pendidikan Universitas Ganesha.
Online: http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/journal_ipa/article/download/410/202 .diakses 17 maret 2014
Sochibin, A., P. Dwijanati, dan P. Marwoto. 2009.penerapan
model pembelajaran inkuiriterpimpin untuk peningkatan pemahaman dan
keterampilan berpikir kritis siswa. Journal pendidikan Fisika 5 (2009) 96-101.
online http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFT/article/viewFile/1017/927. diakses 17 Maret 2014)
Menurut Sugiyono
(2014), sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu relevansi,
kelengkapan dan kemutakhiran.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam
mencari sumber pustaka yaitu mencari sumber
pustaka yang relevan terkait dengan kata kunci dari masalah yang akan
diteliti.
Menuangkan hasil kajian dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan kutipan langsung dan kutipan tak
langsung. Cara peneliti mempertanggungjawabkan pengutipan dilakukan dua kali
yaitu pada halaman dimana terdapat kutipan dan pada daftar kepustakaan.
B. Kerangka berpikir
Menurut Abdurrahman dan Muhidin (2011), kerangka
berpikir adalah narasi (uraian)
pernyataan tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah
diidentifikasi atau dirumuskan.
Uma Sekaran dalam (Sugiyono, 2014) mengemukakan
bahwa kerangka berpikir yang baik memuat hal berikut: variabel yang akan
diteliti harus dijelaskan; diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat
menunjukkan dan menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti, dan ada
teori yang mendasari; dapat menunjukkan dan menjelaskan hubungan antar
variabel; kerangka berpikir selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram
Contoh kerangka
berpikir berdasarkan judul tersebut adalah sebagai berikut:
Mata pelajaran kimia seringkali dianggap sulit oleh
siswa. Hal ini dapat disebabkan karena materi kimia yang sebagian besar
menuntut pemahaman konsep. Faktor lainnya adalah penggunaan metode pembelajaran
di dalam kelas yang cenderung monoton dan kurang variatif. Selama ini kemampuan
berpikir kritis masih belum terjiwai oleh siswa sehingga belum dapat berfungsi
secara maksimal. Siswa hanya di tuntut untuk menghafal informasi yang
disampaikan oleh guru. Hal ini tentu saja tidak membantu siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikirnya, tetapi hanya memindahkan informasi
pengetahuan dari guru ke siswa. Cara belajar seperti ini bukan merupakan belajar bermakna seperti yang
disampaikan Ausubel. Dalam pembelajaran berbasis hafalan, siswa tidak dituntut
untuk bertanya dan berpikir, sehingga kemampuan berpikirnya kurang terpacu.
Dimana salah satu materi kimia yang dapat melatih
kemampuan siswa dalam berpikir kritis adalah materi koloid. Materi koloid
merupakan materi konsep yang membutuhkan penalaran peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan berpikir mendalam. Sebagian besar konsep dalam materi
ini bersifat abstrak dan berkaitan denan kehidupannya sehari-hari oleh karena
itu siswa dapat mengembangkan pengetahuan dasar yang dimiliki yang berkaitan
dengan fenomena yang terjadi di dalam kehidupannya sehari-hari sehingga
membutuhkan kemampuan berpikir yang logis dan kritis.